Maret 09, 2011

DREAMS FROM MY FATHER

Pengarang : Barack Obama
Penerjemah : Miftahul Jannah Saleh, Eva Y. Nukman, Ridwan Saleh dan
Mursid Widjarnako
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tebal : 493 hal

Kekuatan ini dapat diserap hanya bersama dengan keyakinan yang baru lahir dari penderitaan, sebuah keyakinan yang bukan hal baru, bukan hitam atau putih, bukan Kristen atau Islam, melainkan yang berdenyut di jantung desa orang Afrika pertama dan rumah Kansas pertama-sebuah keyakinan akan kebaikan orang lain.

Banyak orang yang tidak mengetahui apa kenginan serta cita-cita orang tuanya. Walau mereka mengaku dekat dan sering menghabiskan waktu bersama. Barack Obama bisa dikatakan orang yang beruntung! Karena ia biasa menyampaikan kepada khalayak luas mengenai mimpi-mimpi ayahnya. Baik ayah kandungnya maupun ayah tirinya. Padahal kebersamaan dengan kedunya bisa dibilang hanya seumur jagung. Namun ajaran, pandangan serta mimpi mereka menginspirasi dirinya hingga sepanjang hayat.

Barack Obama merupakan anak dari hasil pernikahan antar ras, antara Barack Hussein Obama Sr, seorang pria kulit hitam asal Kenya dan seorang ibu bernama Shirley Ann Dunham yang asli Amerika. Berita meninggal ayah kandungnya disampaikan oleh Bibi Jane dari Nairobi, bibi yang sama sekali belum pernah ditemuinya.Demi mewujudkan mimpi-mimpinya, ayah kandungnya pergi meninggalkan surga dunia yang selama ini ditinggalkannya menuju ke Benua Afrika yang masih liar. Barry, biasanya Barack Obama dipanggil, tidak menyadari bahwa ia seharusnya memiliki seorang ayah yang nyata, karena ia terlalu muda untuk mengetahui bahwa ia membutuhkan ras.

Selama beberapa saat, ayahnya seperti berada dalam satu mimpi yang sama dengan ibu dan orang tuanya. dalam enam tahun pertama dalam kehidupannya, bahkan saat mimpi tersebut hilang dan dunia yang mereka pikir telah mereka tinggalkan kembali menguasai mereka, aku tetap menempati mimpi mereka.

Kehidupan dengan ayah tirinya yang biasanya dipanggil Lolo Soetoro di Indonesia, memberikan makna yang tidak kecil. Pada Lolo, Barry mencari petunjuk dan instruksi. Walau ia tidak banyak bicara, namun Lolo merupakan pribadi yang menyenangkan. Padahal dalam Bahasa Hawaii, Lolo berarti Gila, sungguh penamaan yang berbeda jauh dengan kepribadian Lolo.

Pengetahuannya akan dunia seolah tanpa batas. Ia banyak mengetahui hal-hal yang sulit dipahami, cara mengelola emosi serta cara menjelaskan misteri-misteri nasib yang sering muncul. Lolo juga yang mengajarinya bagaimana cara bertinju dan membela diri. Lolo mengajari Barry untuk menjadi orang yang kuat, bila tidak bisa menjadi orang yang kuat, maka Barry harus pandai dan bersahabat dengan seseorang yang kuat. Namun lebih baik jika Barry sendiri yang kuat.

Saat melakukan tapak tilas mengujungi tanah leluhur ayahnya, Barry menemukan banyak hal. Rasa frutasinya akibat perlakuan beda ras yang sering diterimanya, saat berada di Kenya membuatnya merasa sedikit lebih memahami banyak hal. Disana ia menemukan saudara seayahnya Bernard, yang merasa senang karena ia berada disana, juga George, saudara bungsunya. Barry menemukan jati dirnya kembali yang selama ini hilang. Saat itu ia menyadari siapa dirinya, apa yang disayanginya.

Bisa dikatakan kepulangannya merupakan titik balik dalam kehidupannya. Ia bergaul dengan akrab dengan saudaranya yang beagama Muslim di Kenya, menerima bahwa dirinya memiliki ibu yang berasal dari ras putih, dimana selama ini ia merasa frustasi karena tidak bisa melampiaskan amarahnya saat melihat perlakuan diskriminasi terhadap orang kulit hitam Amerika, mengingat ibunya berasal dari ras yang sama.

Disana Barry bisa menemukan makna cinta kasih, persatuan, persaudaraan yang mampu mengarungi jurang ras, agama serta warna kulit. Rasa kasih sayang dan cinta kasih yang menyatukan ayah dan ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar