Resensi oleh Noviane Asmara
The Chemical
Garden #1: WITHER
Penulis : Lauren
DeStefano
Penerjemah: Maria M.
LubisPenyunting: Musa Annaqi
Tebal : 401 Halaman
Harga : Rp 49.900
Cover : Soft Cover
Penerbit : Kantera
Penerbit : Kantera
Cetakan: I, April 2011
“Keahlian
Lauren DeStefano menggambarkan masa depan terasa nyata. Aku menyukai dunia
kisah cinta, dan gaya penulisannya―jenis buku yang aku idamkan untuk dibaca.”
-Carry
Ryan, penulis terlaris New York Times―THE FOREST OF HANDS AND TEETH
Endorsement di atas itulah yang membuat saya begitu tertarik dan penasaran akan cerita racikan DeStefano ini. Saya sangat menyukai karya dan tulisan Carry Ryan dalam bukunya The Forest and Hands and Teeth, karena itulah ketika dia memberikan endorsement yang begitu positif terhadap Wither ini, saya langsung yakin, bahwa Wither ini adalah buku yang seru dan wajib saya baca.
Endorsement di atas itulah yang membuat saya begitu tertarik dan penasaran akan cerita racikan DeStefano ini. Saya sangat menyukai karya dan tulisan Carry Ryan dalam bukunya The Forest and Hands and Teeth, karena itulah ketika dia memberikan endorsement yang begitu positif terhadap Wither ini, saya langsung yakin, bahwa Wither ini adalah buku yang seru dan wajib saya baca.
Dan
ketika saya telah menyelesaikan buku kesatu dari trilogi The Chemichal Garden
ini, saya tidak heran mengapa Carry Ryan sampai menyukainya. Cara DeStefano
bercerita mempunyai kemiripan dengan Ryan, walaupun mereka mengusung tema yang
berbeda.
Bagaimana
jika kau mengetahui kapan kau akan mati?
Kita
sebagai manusia tidak pernah bisa memprediksikan kapan kematian menjemput kita?
Bagaimana cara kita mati dan diusia berapa kita mati? Karena semuanya adalah
rahasia Tuhan, di mana untuk urusan yang satu ini, manusia tidak bisa berbuat
apa-apa. Semuanya bergantung pada takdir yang telah ditentukan Tuhan.
Tapi,
bagaimana bila hal sebaliknya terjadi pada kita. Kita dapat mengetahui kapan
kita mati. Tentu saja hal itu untuk sebagian manusia akan menjadi saat-saat
yang mengerikan.
Wither
mengisahkan tentang hal itu. Saat dunia dalam keadaan sekarat karena beberapa
negara musnah dan hancur. Hanya Amerika Utara-lah yang masih bertahan―walaupun
tidak sepenuhnya bisa dikatakatan bertahan.
Pada masa
itu saat dunia telah berubah, kemajuan ilmu pengetahuan menciptakan generasi
tua yang tangguh. Generasi pertama yang tak kenal takut, mempunyai usia panjang
bahkan nyaris abadi. Tetapi ironisnya, kemajuan ilmu pengetahuan itu pun
menciptakan generasi-generasi berikutnya yang sangat lemah dan berusia pendek
Untuk
para laki-laki mereka akan bertahan hidup sampai usia 25 tahun. Tetapi bagi
wanita hanya 20 tahun saja mereka sanggup bertahan hidup.
Betapa
singkatnya sekali hidup mereka.
Dengan
mengacu pada alasan di atas, beberapa Tuan Rumah kaya, akan membeli para gadis
yang mereka dapatkan dari para pengumpul.
Pengumpul
bekerja dengan cara menculik gadis-gadis muda mulai usia 13 tahun―usia di mana
tubuh mereka cukup dewasa untuk mengandung janin, untuk kemudian mereka jual
kepada para Tuan Rumah. Beberapa yang tidak terpilih―akan berakhir di tempat
prostitusi atau mati dengan cara yang sangat menyedihkan.
Adalah
Rhine, Cecily dan Jenna―tiga gadis yang berhasil dibeli oleh Tuan Rumah kaya
bernama Linden Ashby dari pengumpul. Mereka dinikahi sekaligus oleh sang Tuan
Rumah. Misi dari pernikahan itu tak lain adalah unutk mendapatkan keturunan
agar kelangsungan hidup generasi selanjutnya tetap terjaga.
“Kita
semua berkumpul di sini untuk menyatukan empat jiwa ini dalam suatu ikatan yang
sakral, yang akan melahirkan benih-benih generasi baru ...” (hal.58)
“Takdir
telah menyatukan kita, jangan biarkan siapa pun menceraiberaikannya.” Takdir,
kupikir, mirip seorang pencuri. (hal.59)
Bagi
ketiga gadis itu, status baru sebagai istri dari Tuan Rumah kaya mempunyai arti
yang berbeda-beda. Bagi Cecily, si gadis mungil 13 tahun yang mempunyai rambut
merah dan fakta bahwa dulunya dia hanya seorang anak dari panti asuhan yang
kurang diperhatikan, menjadi istri Linden adalah anugerah. Cecily sangat
menikmati perannya sebagai seorang istri dan rela mengandung bayi diusianya
yang untuk ukuran saat ini, sangat tidak dianjurkan. Karena dia mendapatkan
segala kemewahan dan kemudahan dalam hidupnya yang tidak pernah dia dapatkan
sebelumnya. Dia hanya tinggal mencintai sang suami dan memberikan anak. Bagi
Jenna, hidup barunya itu merupakan pengalihan yang sempurna―dia menemukan
tempat yang pas untuk mati. Dan akan selalu membawa perasaan bencinya
terhadap Linden dan Kepala Rumah Vaughn, sang bapak mertua, ke liang lahatnya.
Tetapi bagi Rhine, kehidupan barunya laksana neraka. Dia hidup dalam sangkar
emas, dan dia tidak menginginkan itu semua. Rhine hanya menginginkan satu hal
saja―kebebasan.
Dia rindu
terhadap saudara kembarnya, Rowan dan berharap dapat bertemu kembali suatu hari
nanti. Mereka terpisah sejak Rhine diculik.
Buku
setebal 402 halaman ini, memang lebih dominan menceritakan sosok Rhine. Rhine
yang dilukiskan sebagai sosok gadis keras kepala, cerdas, cantik, dan bermata heterochromia―kelainan
genetis yang disebabkan oleh jumlah melanin yang berbeda pada setiap iris mata
sehingga menyebabkan iris mata seseorang berbeda warna. Dia dengan segala cara
dan muslihatnya berniat untuk melarikan diri dari sangkar emasnya. Karena
kebebasan adalah kunci untuk hidup bahagia menurut dirinya. Dia ingin mencari
kembarannya dan hidup tenang di akhir hidupnya yang singkat. Rhine yang
berjanji tidak akan mau disentuh oleh Linden, apalagi harus menjadi mesin anak
demi meneruskan generasi.
Di sisi
lain diceritakan tentang Kepala Rumah Vaughn, ayah Linden. Dia seorang dokter
yang mempunyai Rumah Sakit dan juga Lab penelitian di ruang bawah tanah
rumahnya. Sudah bertahun-tahun dia melakukan penelitian guna menemukan antidot
untuk kelangsungan hidup generasi-generasi baru.
Ada dua
pihak yang berperang: kaum pro-ilmu pengetahuan, yang memilih riset genetika
serta pencarian antidot, dan kaum pro-naturalisme, yang percaya bahwa sekarang
sudah terlambat, dan membiakkan anak-anak baru serta menjadikan mereka bagian
percobaan adalah tindakan yang tidak etis. Singkatnya, kaum pro-naturalisme
memercayai bahwa membiarkan ras manusia punah adalah hal yang alamiah.
Dari awal
sampai akhir, kita akan dibuat tercengang akan kehidupan poligami ala Linden
dan pola pikir yang berbeda dari ketiga istrinya. Mereka kadang menjadi sekutu,
tapi sering pula bersiteru sehingga berlaku seolah mereka adalah musuh dan
pesaing.
Selain
itu, kita pun diajak untuk ikut merasakan bagaimana bila kematian sudah berada
di depan mata, dan tidak satu pun hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal
itu terjadi. Mengerikan bukan?
Tapi
perasaan ngeri, waswas dan sedikit merasakan mual terhadap riset yang dilakukan
oleh Kepala Rumah Vaughn, menyertai saya sepanjang membaca buku ini. Kita juga
akan tesentuh oleh cinta sejati yang didapatkan oleh Rhine. Cinta yang membuat
Rhine kuat dan tegar dan berusaha mengambil kembali kebebasan yang telah
direnggut dari dirinya. Cinta yang hadir di tengah keputusasaan yang melanda
dirinya.
Tidak
berlebihan bila saya memberikan empat bintang untuk karya dengan ide cemerlang
dari seorang penulis wanita yang masih sangat muda namun berbakat seperti
DeStefano ini. Buku ini membuat saya berkhayal jauh di luar batas yang
seharusnya saya khayalkan.
Selain
itu, saya menyukai kovernya yang cantik. Kovernya sangat mewakilkan isi dari
kisah Wither ini―seorang gadis cantik yang terperangkap di dalam jam
pasir emas, dan hanya tinggal menunggu pasir kuarsa menimbun dirinya untuk
kemudian merenggut kehidupannya. Tata letaknya pun didesain dengan unik,
bermain dengan garis serta kotak, mirip bentuk diagram yang biasa kita buat
saat sekolah.
Semoga
Penerbit Kantera akan menerbitkan buku kelanjutan dari Trilogi The Chemical
Garden ini. Saya sudah telanjur jatuh hati dengan ide ceritanya.
Lauren
DeStefano lahir di New Haven, CT, Amerika Serikat, pada 13 Oktober 1984. Sejak
kecil, dia sudah menyukai membaca dan menulis cerita. Dia menyukai karya
Vladimir Nabokov dan T. S. Eliot.
Lauren
menyelesaikan pendidikannya di Albertus Magnus Collage di New Haven, CT pada
tahun 2007. Wither―buku pertama trilogi The Chemical Garden―adalah karya
perdananya.
Untuk
mengetahui lebih detail tentang Lauren DeStefano, silakan kunjungi: http://LaurenDeStefano.co,, www.thechemicalgardentrilogy.com,
atau profil Facebook-nya www.facebook.com/pages/Lauren-DeStefano.
Ga sabar nunggu buku keduanya..
BalasHapussumpah kereen.....
khasnya mbak ine nih. lama gak posting, begitu posting langsung borongan. he he he
BalasHapusheeehheheeh, mas Eko bisa aja.
BalasHapus