Resensi oleh Noviane Asmara
THE CANDY MAKERS
Penulis : Wendy Mass
Penerjemah : Maria Lubis
Penyunting : Jia Effendie
Penerjemah : Maria Lubis
Penyunting : Jia Effendie
Pewajah Isi: Husni Kamal
ISBN : 978-979-024-482-5
Tebal : 556 Halaman
Harga : Rp 70.000
Cover : Soft Cover
Penerbit : Atria
Penerbit : Atria
Cetakan I : Juli 2011
Ketika Atria
men-tag sinopsis dan kover The Candy Makers ini, saya langsung
suka. Suka karena warna dasar kovernya yang unyu banget. Ungu―warna
favorit saya setelah pink. Memang kover-kover Atria itu khas banget,
selalu lucu dan menggairahkan, itulah salah satu kekuatan Atria menurut saya.
Nah,
ditambah dengan judul dari buku yang bertuliskan The Candy Makers. Dalam
bayangan saya, pastilah buku ini bercerita tentang bocah-bocah pembuat permen
yang lucu-lucu, dengan cerita yang pasti super ringan, khasnya cerita anak. Eh,
tapi nggak gitu juga lho. Karena ternyata, ceritanya lebih seru dari yang saya
bayangkan. Ceritanya nggak seringan atau sedangkal seperti yang saya duga.
Saya pun
kaget ketika pertama kali buku ini mendarat di pangkuan saya. Saya pikir buku
ini bukan termasuk buku yang ‘seksi’. Tapi ternyata, buku ini tebal sekali
untuk ukuran buku anak. Biasanya buku anak jarang lebih dari 300 halaman, atau
malah bisa hanya 150 halaman saja. Tapi The Candy Makers, mencapai 556
halaman, sungguh sebuah buku anak yang ‘seksi’. Dan oleh karena itulah, saya
menghabiskan seharian untuk menamatkannya.
Tapi
anehnya, saya nggak ngerasa bosan atau capek, karena saya menyukai cara Wendy
Mass bercerita. Saya selalu suka dengan buku yang gaya berceritanya membahas
kesemua tokoh utama secara detail pada bagian terpisah. Jadi setiap tokoh yang
ditampilkan, akan terlihat kekuatan karakternya dimana, latar mereka seperti
apa dan apa yang mereka inginkan. The Candy Makers ini memuat bagian
yang kesemua isinya bercerita tentang keempat tokoh ini secara gamblang―jati
diri mereka, motif mereka mengikuti kompetisi, mengapa memilih Life is Sweet
sebagai tempat berlatih membuat permen dan rahasia besar yang mereka bawa.
The
Candy Makers ini, mengisahkan empat orang anak yang memiliki banyak
kesamaan. Mereka sama-sama berusia 12 tahun, merupakan kontestan Kompetisi Membuat
Permen Terbaik dari Region Tiga, terobsesi untuk menjadi juara, dan sama-sama
mempunyai rahasia besar.
Logan,
Philip, Daisy dan Miles. Mereka berempat belajar membuat permen di pabrik
permen Life is Sweet, sebagai persiapan mengikuti Kompetisi Membuat Permen sedunia.
Mereka
hanya mempunyai waktu dua hari saja untuk mendapatkan ide dan mewujudkannya
menjadi sebuah produk permen yang unik, enak dan menarik. Karena hadiah yang
ditawarkan sangat menggiurkan―uang tunai 1000 dolar. Bukan itu saja, yang lebih
menggiurkan dan menjadi kebanggaan adalah, permen terbaik akan diproduksi
secara masal oleh pabrik permen yang ditunjuk panitia penyelenggara kompetisi.
Nah, pada
bagian penciptaan permen ini, semua sifat asli dari keempat anak ini terlihat.
Logan yang baik hati dan sangat suka berlari, dengan tangan yang sering gemetar
disertai bekas luka di wajah yang membuat orang iba. Daisy si cewek yang cantik
tapi mempunyai kekuatan super untuk anak seusianya. Philip, sosok yang arogan,
tertutup, sarkasme dan selalu berpenampilan rapi. Dan terakhir Miles yang mempunyai
hobi berbicara terbalik, rapuh dan selalu menenteng ransel super besar kemana
pun dia pergi.
Di balik
penampilan yang mereka perlihatkan, ternyata mereka masing-masing mempunyai
rahasia besar yang mereka bawa sejak hari pertama masuk ke pabrik permen Life
is Sweet itu.
Rahasia-rahasia
mereka itu ternyata saling berkait dan terdapat benang merah yang baru
diketahui di akhir cerita.
Konflik
yang terjadi begitu kompleks, sampai-sampai saya tidak percaya, dengan usia
yang baru menginjak 12 tahun, anak-anak itu begitu pintar dalam mengatasi
masalahnya. Hmm, mungkin karena ini hanya sebuah cerita yah.
Tapi
obrolan-obrolan khas bocah 12 tahun pun, masih jelas dan kadang membuat saya tertawa.
Seperti pertanyaan Philip pada Max, sang mentor, saat dia diminta berlari
mengelilingi danau.
“Mengapa
ada orang yang berlari meskipun mereka tidak dikejar?”
Ada satu
pertanyaan Logan kepada Miles, yang membuat saya kepingin jitak kepala Logan,
karena pertanyaan semacam itu juga sering diajukan kepada saya oleh teman-teman
saya, yang merasa aneh dengan kegemaran saya ini. *glek*
“Mengapa
kau sangat menyukai buku?”
Di tengah
kesibukan mereka mempersiapkan diri untuk Kompetisi Membuat Permen Terbaik itu,
terdapat upaya pencurian resep rahasia Life is Sweet oleh orang yang diyakini
sebagai pesaing bisnis dan menginginkan pabrik permen Life is Sweet tutup.
Dengan
alasan itulah, keempat anak itu berusaha menggagalkan upaya pencurian resep rahasia,
tentu dengan cara khas mereka sebagai anak-anak.
Dan
dengan terungkapnya dalang di balik upaya pencurian resep rahasia ini,
terungkap pula semua rahasia besar Logan, Philip, Daisy, dan Miles yang mereka
bawa sejak menginjakkan kaki mereka di Life is Sweet.
Bagian
terbaik menurut saya, ada pada bagian penutup cerita. Entahlah, saat saya
membaca surat yang ditulis Logan untuk Philip, saya merasa terharu akan
penulisan surat yang begitu jujur, ikhlas dan permintaan yang semuanya datang
dari hati. Bagaimana kejujuran dan keterbukaan dapat menolong sebuah
persahabatan yang nyaris retak.
Ternyata
istilah white lie disini, tidak berlaku. Karena yang namanya kebohongan,
tetap saja bohong dan akan berujung dengan keburukan. Percaya?
Eh
penasaran nggak dengan resep rahasia Life is Sweet sehingga rasa permennya
menjadi enak, dan khas? Terus penasaran juga nggak terhadap rahasia-rahasia
besar yang disembunyikan dengan rapi oleh keempat bocah itu?
Oh iya,
kalau ditanya siapa tokoh anak favorit di buku itu, saya menjadi galau, hehehe.
Karena
saya cinta dengan Miles yang sangat tergila-gila terhadap perputakaan dan buku,
tapi hati saya juga mencintai Philip, karena Philip itu... ah, sudahlah baca
saja sendiri.
Ehm...kok jadi teringat The Mysterious Benedict Society ya? Tapi surprise juga emang waktu liat buku ini 500-an hlm, dan kamu baca cuma dalam sehari??
BalasHapusEh iya mbak. Pas aku baca tokoh2nya, kok langsung inget ama Persekutuan Misterius Bennedict. tapi aku baru baca yang buku 1 dan 2 aja, yg ketiganya belum baca.
BalasHapusseru mbak, ceritanya rada ngga terduga dan ini anak, cerdas semua, walopun emang rada janggal sih, anak umuran 12, bisa sangat cerdas begitu....
baguss yah kayak Charlie n cocolate company ... harganya kok mahal tapi ya duuh pengen
BalasHapuseh Charlie n chocolate buku terbitan mana Yon? aku blm baca. ehm aku sih suka yah, auka ama Philip yang jago maen biola, ups! brasa liat Iskandar Widjaya.
BalasHapusbarusan baca twitntya mbak fer aja dia ksh bintang 4 lho buat the Candy Makers.
ayo2, colek bapak peri aja, bagooossss... kek PMB deh *lirik mbak Fanda*
wahh pantesan harganya mayan mahal ya ne..ternyata emang tebel bukunya...tadi br baca review ferina juga ttg ini. pengeen!
BalasHapusMbak Astrid, belinya di Toga Mas aja, diskon 30% jadi cuma Rp 49.000.
BalasHapusbagus mbak, lucu, tegang dan mengharukan. klo sdh pernah baca persekutuan misterius bennedict, pasti bakal suka yang ini :D
haaa warna bergairah?
BalasHapussaya juga ituh
*komen nggak penting*
Bang Epi, yang bergairah apanya? warna kovernya?
BalasHapushahahahah... klo isi ceritanyamah, gada gairah2 ala dewasa kok :p *apaan sih*
Nice blog about candy makers Shadani India Private Limited
BalasHapus